Minggu, 08 November 2009

sedikit stress bisa bikin panjang umur?

Umumnya, kita akan berusaha melepaskan diri dari tekanan atau stres. Padahal, riset terbaru justru mengatakan, kita pun perlu stres saat menjalankan hari-hari kita. Bagaimana hal ini bisa terjadi?

Menurut Edward Calabrese, PhD, ahli toksikologi di University of Massachusetts di Amherst, ada 2 tipe stres. Yang tak baik untuk hidup kita adalah stres kronis dan tidak terkontrol, seperti tekanan yang disebabkan oleh pernikahan tidak bahagia atau anggota keluarga yang sakit parah. Sebaliknya, ada banyak hal positif yang diasosiasikan dengan luapan stres yang bisa diatasi dengan cepat. Misal, stres karena terjebak kemacetan atau perasaan berdebar saat akan maju presentasi.

Dalam sebuah riset di Ohio State University, tikus percobaan yang mengalami stres singkat tapi intens memiliki kemampuan melawan flu lebih baik. Riset lainnya menyebutkan bahwa stres akut singkat mampu mengurangi risiko terkena diabetes, penyakit jantung, kanker, dan Alzheimer.
Alasannya tak lain karena stres memberikan sedikit “kejutan” untuk tubuh agar melakukan regenerasi atau perbaikan. Prosesnya mirip seperti kita terluka secara fisik, tubuh kita serta-merta melakukan perbaikan untuk menyembuhkan luka, dan mendorong sistem imun tubuh agar melindungi tubuh dari infeksi. Begitu pun yang terjadi ketika kita mengalami stres singkat. Pada saat itu, tubuh memproduksi radikal bebas dan hormon, seperti kortisol yang merusak jaringan tubuh. Namun, kemudian tubuh kita merasakan adanya kerusakan, kemudian memanggil pasukan pembaru. Jika stresnya berlaku singkat, Anda bisa menyembuhkan diri dengan cepat, serta memiliki sisa energi untuk melakukan perbaikan sehari-hari, seperti tergores atau memar.

Beberapa peneliti yang menganalisa seputar penuaan pada tubuh bahkan melakukan kesimpulan bahwa stres tingkat rendah justru bisa membantu memperpanjang usia hidup. Konsepnya sederhana, semakin bertambah usia, tubuh tak bisa melakukan perbaikan seperti saat masih muda. Edward Masoro, PhD, profesor di University of Texas mengatakan, jika stres ringan bisa mendorong proses perbaikan tubuh, maka perbaikan yang dilakukan tubuh secara terus-menerus bisa memperlambat penuaan.

Teori tersebut didapat berdasarkan riset yang dilakukan oleh para peneliti terhadap cacing dan lalat. Kedua binatang tersebut diekspos panas sekian lama selama beberapa waktu, dan mereka bisa bertahan hidup lebih lama. Penelitian lain mengatakan, bahwa tekanan mental ringan dalam bentuk tantangan intelektual dan sosial, seperti melakukan teka-teki silang atau menghadiri pesta yang tak Anda kenal siapa pun di dalamnya, bisa membantu manula menjalani hidup di masa tuanya.

Tentunya, terus-terusan menghadapi stres tak akan bisa membantu Anda hidup. Anda tetap butuh istirahat dan relaksasi sesudahnya. Tubuh Anda tak bisa memperbaiki dirinya sendiri hingga tekanannya terhenti. Jika stres terlalu parah atau diperpanjang, Anda tak memiliki kesempatan untuk menyembuhkan diri. Kunci lain untuk mendapatkan keuntungan dari tekanan adalah dengan menemukan keseimbangan antara “terlalu banyak” dan “kurang”.


sumber : www.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar