”Anggaran yang disediakan untuk riset dan teknologi (ristek) terlalu kecil saat ini. Hanya 10–20 persen dari anggaran yang biasa saya dapatkan pada zaman saya sebagai Menristek dahulu,” ujar Habibie seusai berbicara pada seminar ”Indonesia 2045: Super Power Baru?” di Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/11).
Tanpa merinci besaran anggaran yang dimaksud, Habibie menambahkan, riset serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) semestinya menjadi perhatian pemerintah. Hal itu karena—seperti yang dilakukan pada zamannya dulu, salah satunya menciptakan pesawat CN-235 dan N-250—ristek menjadi penentu daya saing bangsa.
”Tidak mungkin kita bisa bangkit kalau tidak mau memberi perhatian lebih kepada hasil ristek yang kita punya saat ini,” tutur Habibie yang mendapatkan Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana, salah satu penghargaan tertinggi yang diberikan ITB kepada tokoh yang dinilai berjasa besar bagi negara.
Saat ditanya penilaiannya soal pengembangan ristek di Indonesia dewasa ini, ia mengatakan, ”Arahnya sudah benar. Namun, masih kurang. Contohnya, ya... soal anggaran ini,” ujar Habibie.
Pengembangan ristek, katanya, tidak bisa mengandalkan kerja sama luar negeri seperti yang kini digadang-gadangkan pemerintah sebagai strategi efisiensi dana. ”Itu tidak bisa kita andalkan. Kita harus mengembangkan identitas diri kita sendiri sebagai bangsa,” ungkapnya.
Menurutnya, SDM merupakan kunci jika negara ini ingin maju, termasuk dalam hal penguasaan iptek. ”Basisnya iptek dan imtak (iman dan takwa),” ujarnya.
Pendidikan adalah sarana untuk menggapai idealitas itu. Pendidikan bukan sekadar mengejar ijazah, kata Habibie.
Universitas kelas dunia
Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Djoko Santoso menuturkan, perguruan tinggi selama ini memang telah ikut menikmati dana riset dari pemerintah yang jumlahnya tidak sedikit. Namun, ia berharap, alokasi anggaran ini dapat lebih besar, khususnya bagi perguruan tinggi yang berstatus universitas kelas dunia.
Anggaran riset di ITB tahun 2009 ini meningkat hampir dua kali daripada tahun lalu. Anggaran riset ITB kini Rp 60 miliar, sekitar Rp 21 miliar di antaranya diperoleh dari pemerintah.
sumber : www.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar