Selasa, 17 November 2009
Cara Memotivasi Diri
1. Teori Kebutuhan menurut Abraham H. Maslow, yaitu :
a. Kebutuhan Psikologis (Psycologis Needs)
b. Kebutuhan Akan Rasa Aman (Safety and Security Needs)
c. Kebutuhan Sosial dan Rasa Memiliki (Social and Belongnes Needs)
d. Kebutuhan Akan Penghargaan (Estimited Needs)
e. Kebutuhan Untuk Mempertinggi Kapasitas Dalam Bekerja (Self Actualitation Needs)
2. Teori 2 Faktor menurut Herzberg, antara lain :
a. Eksternal : faktor yang membuat pegawai tidak merasa puas, sering disebut disafier factor. Faktor-faktornya :
- Gaji / upah yang tidak mencukupi
- Rasa aman dan keselamatan
- Kondisi kerja
- Status kerja
- Kebijakan perusahaan
- Mutu dari teknik pengawasan
- Interaksi antar personal
b. Internal : faktor yang membuat pegawai merasa puas, sering disebut disafier factor. Faktor-faktornya :
- Pengakuan (Recoqnation)
- Tanggung jawab
- Prestasi (Achivment)
- Kemajuan (Advancement)
- Pekerjaan Itu Sendiri (Work Is Self)
- Kemungkinan Perusahaan Untuk Berkembang (Possibility Of Growth)
3. Teori Prestasi menurut Mc. Delland, antara lain :
a. Needs For Achivement
b. Needs For Affiliation
c. Needs For Power
4. Teori Harapan (Expantancy Theory) menurut Victor Vroom, antara lain :
a. Usaha / Prestasi (Effort Performance)
b. Performance Outcome
5. Teori Keadilan (Equity Theory / Comparision Other)
6. Teori Klasik menurut F.W Taylor, antara lain :
a. Upah / pemberian imbalan dalam jumlah tertentu
b. Ketepatan waktu dalam pemberian upah
7. Teori Human Relation (Teori yang memotivasi ke arah kemanusiaan)
Dalam pembahasan kali ini, hanya akan dibahas Teori 2 Faktor menurut Herzberg. Teori 2 Faktor menurut Herzberg dibagi menjadi 2 yaitu eksternal dan internal. Yang termasuk faktor eksternal adalah fakto-faktor yang membuat pegawai merasa tidak puas. Faktor-faktornya antara lain dengan pemberian gaji/upah yang tidak mencukupi, kurangnya jaminan asuransi kerja pegawai sehingga membuat pegawai merasa was-was dalam bekerja, kurangnya kebijakan perusahaan misalnya dalam hal pemberian cuti pegawai, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk faktor internal adalah faktor-faktor yang membuat pegawai merasa puas. Faktor-faktornya antara lain dengan pengakuan akan gelar/jabatan yang diberikan perusaahn kepada pegawai, kemungkinan dari perusahaan untuk terus berkembang yang membuat pegawai menjadi lebih semangat dan lebih giat untuk bekerja. Sebagai pegawai, kita hendaknya harus terus bekerja lebih giat dan rajin agar mencapai faktor-faktor internal agar kita prestasi bekerja kita terus meningkat. Kita jangan hanya mengeluhkan faktor-faktor eksternal saja, tetapi cobalah untuk menyukai apapun tanggung jawab yang telah diberikan.
Minggu, 08 November 2009
Produk Symantec Dipuji Tiga Lab Independen
Namun untuk membantu mengerucutkan pilihan dari deretan produk antivirus, disarankan untuk menengok review dari lembaga pengujian independen, seperti AV-Comparatives.org. Nah, untuk urusan deteksi ancaman, tiga lembaga uji independen – AV-Comparatives.org, AV-Test.org, dan Dennis Technology Lab – sepakat untuk menunjuk produk keamanan Norton, termasuk yang berbasiskan teknik Quorum, sebagai efektif memberikan perlindungan.
Dennis Technology Lab yang menguji efektivitas 10 produk keamanan saat membandingkan anti-malware menyebutkan Norton Internet Security 2010 tampil sebagai satu-satunya produk dengan deteksi sempurna” dalam menghadapi seluruh ancaman dan sepenuhnya melindungi sistem dari serangan atau infeksi.
Norton Internet Security 2010 juga dicatat oleh AV-Test.org yang melakukan uji di PC yang terinfeksi 25 sampel malware yang berbeda sebagai berhasil mendeteksi dan menghapus semua infeksi.
Sementara itu Norton AntiVirus 2010 diganjar rating “Advanced+” (tertinggi untuk perlindungan) oleh AV-Comparatives.org dalam Anti-Virus Comparatives Test No. 23. Symantec juga menerima rating “Fast” tertinggi untuk kecepatan scan.
“Seluruh pengujian tersebut mencakup benchmark-benchmark penting tapi sangat berbeda dalam pengujian keamanan. Namun semuanya sampai pada kesimpulan yang sama—Norton adalah penawaran terbaik di kelasnya,” terang David Hall (Consumer Product Marketing Manager, Asia Pacific, Symantec). “Produk-produk Symantec dengan teknologi keamanan berbasis reputasi kami yang baru dan heuristics canggih, menunjukkan kemampuan mereka dalam memberikan perlindungan terhadap jutaan ancaman dengan menjaga tingkat false positive paling rendah dan kinerja tertinggi di seluruh produk yang diuji.
Beberapa produk Symantec yang berteknologi Quorum adalah Norton 360 version 4.0 beta, Norton Internet Security 2010 dan Norton AntiVirus 2010.
sumber : www.kompas.com
prosesor AMD terbaru!!!
Salah satu fitur barunya adalah max. TDP yang turun dari 140W menjadi 125W. Apa keuntungannya? Thermal design power (TDP) mewakili konsumsi daya maksimal dari CPU saat menjalankan aplikasi-aplikasi dengan beban berat. Makin kecil angkanya, berarti prosesor bisa lebih dingin dan efisien bekerja sehingga suhu casing menjadi lebih rendah dan daya yang disedot pun berkurang.
Lalu apakah ini membuat kinerja CPU menjadi lebih baik? Simak laporan hothardware.com yang sudah melakukan pengujian.
Biasanya, revisi CPU mampu memperbaiki kemampuan overclock. Dan ini berlaku pada chip AMD. Dengan tegangan inti CPU pada 1,5V, overclock yang stabil bisa mencapai 4,12GHz atau 300MHz lebih tinggi dibandingkan overclock 3,8GHz yang dicapai denan Phenom II X4 965 revisi sebelumnya.
Benchmark SiSoft SANDRA 2009 juga menunjukkan kinerja yang baik. Phenom II X4 berhasil mengimbangi prosesor Intel Core i5 dan mendapatkan skor yang bagus di benchmark multimedia.
Hothardware juga menjalankan benchmark PCMark Vantage. Kebanyakan uji juga multi-threaded sehingga dapat memanfaatkan sumberdaya tambahan yang ditawarkan oleh CPU quad-core. Di uji ini Phenom II X4 menorehkan skor keseluruhan 6814, yang lebih tinggi daripada revisi original.
Kesimpulannya, kendati revisi tidak meningkatkan kinerja chip AMD quad-core 3,4GHz tersebut, harga chip ini menjadi lebih menarik, yakni US$ 195.
sumber : www.kompas.com
Ristek Kurang Perhatian, Anggaran Penelitian Turun
”Anggaran yang disediakan untuk riset dan teknologi (ristek) terlalu kecil saat ini. Hanya 10–20 persen dari anggaran yang biasa saya dapatkan pada zaman saya sebagai Menristek dahulu,” ujar Habibie seusai berbicara pada seminar ”Indonesia 2045: Super Power Baru?” di Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/11).
Tanpa merinci besaran anggaran yang dimaksud, Habibie menambahkan, riset serta ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) semestinya menjadi perhatian pemerintah. Hal itu karena—seperti yang dilakukan pada zamannya dulu, salah satunya menciptakan pesawat CN-235 dan N-250—ristek menjadi penentu daya saing bangsa.
”Tidak mungkin kita bisa bangkit kalau tidak mau memberi perhatian lebih kepada hasil ristek yang kita punya saat ini,” tutur Habibie yang mendapatkan Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana, salah satu penghargaan tertinggi yang diberikan ITB kepada tokoh yang dinilai berjasa besar bagi negara.
Saat ditanya penilaiannya soal pengembangan ristek di Indonesia dewasa ini, ia mengatakan, ”Arahnya sudah benar. Namun, masih kurang. Contohnya, ya... soal anggaran ini,” ujar Habibie.
Pengembangan ristek, katanya, tidak bisa mengandalkan kerja sama luar negeri seperti yang kini digadang-gadangkan pemerintah sebagai strategi efisiensi dana. ”Itu tidak bisa kita andalkan. Kita harus mengembangkan identitas diri kita sendiri sebagai bangsa,” ungkapnya.
Menurutnya, SDM merupakan kunci jika negara ini ingin maju, termasuk dalam hal penguasaan iptek. ”Basisnya iptek dan imtak (iman dan takwa),” ujarnya.
Pendidikan adalah sarana untuk menggapai idealitas itu. Pendidikan bukan sekadar mengejar ijazah, kata Habibie.
Universitas kelas dunia
Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Djoko Santoso menuturkan, perguruan tinggi selama ini memang telah ikut menikmati dana riset dari pemerintah yang jumlahnya tidak sedikit. Namun, ia berharap, alokasi anggaran ini dapat lebih besar, khususnya bagi perguruan tinggi yang berstatus universitas kelas dunia.
Anggaran riset di ITB tahun 2009 ini meningkat hampir dua kali daripada tahun lalu. Anggaran riset ITB kini Rp 60 miliar, sekitar Rp 21 miliar di antaranya diperoleh dari pemerintah.
sumber : www.kompas.com
sedikit stress bisa bikin panjang umur?
Menurut Edward Calabrese, PhD, ahli toksikologi di University of Massachusetts di Amherst, ada 2 tipe stres. Yang tak baik untuk hidup kita adalah stres kronis dan tidak terkontrol, seperti tekanan yang disebabkan oleh pernikahan tidak bahagia atau anggota keluarga yang sakit parah. Sebaliknya, ada banyak hal positif yang diasosiasikan dengan luapan stres yang bisa diatasi dengan cepat. Misal, stres karena terjebak kemacetan atau perasaan berdebar saat akan maju presentasi.
Dalam sebuah riset di Ohio State University, tikus percobaan yang mengalami stres singkat tapi intens memiliki kemampuan melawan flu lebih baik. Riset lainnya menyebutkan bahwa stres akut singkat mampu mengurangi risiko terkena diabetes, penyakit jantung, kanker, dan Alzheimer.
Alasannya tak lain karena stres memberikan sedikit “kejutan” untuk tubuh agar melakukan regenerasi atau perbaikan. Prosesnya mirip seperti kita terluka secara fisik, tubuh kita serta-merta melakukan perbaikan untuk menyembuhkan luka, dan mendorong sistem imun tubuh agar melindungi tubuh dari infeksi. Begitu pun yang terjadi ketika kita mengalami stres singkat. Pada saat itu, tubuh memproduksi radikal bebas dan hormon, seperti kortisol yang merusak jaringan tubuh. Namun, kemudian tubuh kita merasakan adanya kerusakan, kemudian memanggil pasukan pembaru. Jika stresnya berlaku singkat, Anda bisa menyembuhkan diri dengan cepat, serta memiliki sisa energi untuk melakukan perbaikan sehari-hari, seperti tergores atau memar.
Beberapa peneliti yang menganalisa seputar penuaan pada tubuh bahkan melakukan kesimpulan bahwa stres tingkat rendah justru bisa membantu memperpanjang usia hidup. Konsepnya sederhana, semakin bertambah usia, tubuh tak bisa melakukan perbaikan seperti saat masih muda. Edward Masoro, PhD, profesor di University of Texas mengatakan, jika stres ringan bisa mendorong proses perbaikan tubuh, maka perbaikan yang dilakukan tubuh secara terus-menerus bisa memperlambat penuaan.
Teori tersebut didapat berdasarkan riset yang dilakukan oleh para peneliti terhadap cacing dan lalat. Kedua binatang tersebut diekspos panas sekian lama selama beberapa waktu, dan mereka bisa bertahan hidup lebih lama. Penelitian lain mengatakan, bahwa tekanan mental ringan dalam bentuk tantangan intelektual dan sosial, seperti melakukan teka-teki silang atau menghadiri pesta yang tak Anda kenal siapa pun di dalamnya, bisa membantu manula menjalani hidup di masa tuanya.
Tentunya, terus-terusan menghadapi stres tak akan bisa membantu Anda hidup. Anda tetap butuh istirahat dan relaksasi sesudahnya. Tubuh Anda tak bisa memperbaiki dirinya sendiri hingga tekanannya terhenti. Jika stres terlalu parah atau diperpanjang, Anda tak memiliki kesempatan untuk menyembuhkan diri. Kunci lain untuk mendapatkan keuntungan dari tekanan adalah dengan menemukan keseimbangan antara “terlalu banyak” dan “kurang”.
sumber : www.kompas.com